Minggu, 13 Mei 2018

My Profil

Nama saya Challimatus Sa'diyah, Mahasiswa IAIN Pekalongan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Saya  tinggal di desa Dadirejo Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan.


Jumat, 11 Mei 2018

Film Kisah Ashabul Kahfi

Video Kisah Ashabul Kahfi ( Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Genap BAB VI )







sumber : https://www.youtube.com/watch?v=PbsJS3aL4wo

Adab Membaca Al-Qur'an

video adab membaca Al-Qur'an (materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Genap BAB V )







sumber : https://www.youtube.com/watch?v=wKLL9Rky_gI

Riya

video tentang riya' ( Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Genap BAB III)





sumber : https://www.youtube.com/watch?v=Hn2IW7MbQFA

Beriman Kepada Malaikat

video tentang "iman kepada para malaikat" (materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Genap BAB II )







sumber  : https://www.youtube.com/watch?v=T1Eo8Vz_D0Y

Asmaul Husna

video Asmaul Husna (materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Genap BAB I )







sumber : https://www.youtube.com/watch?v=nh-DTgZEi84

CERITA NABI SULAIMAN AS DAN RATU BALQIS

video tentang kisah Nabi Sulaiman AS (Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Ganjil BAB V )







sumber : https://www.youtube.com/watch?v=s-ebtdXC8pY

CERITA NABI SULAIMAN AS DAN RATU BALQIS

video tentang kisah Nabi Sulaiman AS (Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Ganjil BAB V )







sumber : https://www.youtube.com/watch?v=s-ebtdXC8pY

Adab Sholat

Video Adab Sholat (Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Ganjil BAB IV )







sumber : https://www.youtube.com/watch?v=FtmVGVdV4i0

Taubat









sumber : https://www.youtube.com/watch?v=uEIq-5OxHDI

Ikhlas

berikut ini kami sajikan video tentang ikhlas (materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Ganjil BAB III )







sumber : https://www.youtube.com/watch?v=YVNQwR_QzKg

Ketaatan kepada Allah

berikut ini kami sajikan video tentang taat (materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Ganjil BAB III )





TAAT







sumber :https://www.youtube.com/watch?v=uhqsGFD8MHI

20 Sifat Allah Dengan Penjelasannya

berikut ini kami sajikan video tentang 20 Sifat Allah (materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Ganjil BAB I )



selamat menyaksikan, semoga bermanfaat :)











Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=pbnxDP2lgoY

Video Akidah Islam

Assalamu'alaikum wr wb...
Berikut ini kami sajikan video yang berkaitan dengan Akidah Islam (mapel Akidah Akhlak kelas VII Semeserter ganjil BAB I) .


selamat menyaksikan, semoga bermanfaat :)






sumber : https://www.youtube.com/watch?v=jHNLJK_-SE8

Demikian video tentang Akidah Isalm. Jika Anda Ingin Melihat video-video lain  yang juga berhubungan dengan materi Akidah Akhlak Kelas VII, silahkan klik link di bawah ini :

SEMESTER GANJIL
VIDEO BAB I AKIDAH ISLAM

VIDEO BAB II SIFAT-SIFAT ALLAH DAN PEMBAGIANNYA

VIDEO BAB III TAAT, IKHLAS, KHAUF, DAN TAUBAT

VIDEO BAB IV ADAB  SHOLAT DAN BERDZIKIR

VIDEO BAB V KETELADANAN NABI SULAIMAN A.S.

SEMESTER GENAP
VIDEO BAB  I ASMAUL HUSNA

VIDEO BAB II  IMAN KEPADA PARA MALAIKAT

VIDEO BAB III AKHLAK TERCELA KEPADA ALLAH

VIDEO BAB IV ADAB BERDOA DAN MEMBACA AL-QUR’AN

VIDEO BAB V ASHABUL KAHFI

Semoga Bermanfaat 
Wassalamu'alaikum Wr.Wb :)

Minggu, 06 Mei 2018

Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Ganjil BAB V : Keteladanan Nabi Sulaiman AS

BAB V : KETELADANAN NABI SULAIMAN

KOMPETENSI INTI

  1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
  2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
  3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
  4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori




KOMPETENSI DASAR
1.5. Menghayati kisah keteladanan Nabi Sulaiman dan umatnya
2.5.  Mencontoh kisah keteladanan Nabi Sulaiman dan umatnya
3.5. Menganalisis kisah keteladanan Nabi Sulaiman dan umatnya
4.5. Menceritakan kisah keteladanan Nabi Sulaiman dan umatnya

INDIKATOR
1.5.1.   Menghayati kisah keteladanan Nabi Sulaeman AS dan umatnya
2.5.1.     Menunjukkan perilaku yang mencontoh keteladanan Nabi Sulaeman dan umatnya
3.5.1.       Menjelaskan kisah keteladanan Nabi Sulaeman AS
3.5.2.       Mengidentifikasi  hikmah kisah keteladanan Nabi Sulaeman AS
3.5.3.       Menganalisis isi kisah keteladanan Nabi Sulaeman AS
3.5.4.       Mengevaluasi contoh orang/tokoh yang meneladani sifat Nabi Sulaiaman AS
3.5.5.       Menyimpulkan isi kisah Nabi Sulaeman AS
4.5.1.       Menyajikan cuplikan kisah-kisah keteladanan Nabi Sulaeman AS


PEMBAHASAN


Keagungan Nabi Sulaiman


Sulaiman bin Dawud adalah satu-satunya Nabi sekaligus raja yang memperoleh keistimewaan dari Allah SWT sehingga bisa memahami bahasa binatang. Dia bisa bicara dengan burung Hud Hud dan juga boleh memahami bahasa semut. Dalam Al-Quran surah An Naml, ayat 18-26 adalah contoh dari sebahagian ayat yang menceritakan akan keistimewaan Nabi yang sangat kaya raya ini. Firman Allah,  Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata:  Wahai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia Allah yang nyata.   Nabi Sulaiman adalah  nabi yang dipilih Allah untuk menjadi kekasihnya. Di antara karunia besarnya adalah:
1.      Mengetahui bahasa semua binatang.
2.      Nabi yang paling kaya di antara manusia sepanjang sejarah peradaban.
3.      Mempunyai pasukan yang paling kuat dalam sejarah manusia, yaitu pasukan manusia dan para jin yang bekerja menuruti perintahnya.
4.      Ia juga dapat mengendarai angin sesuai perintahnya. Kemampuan mengendarai  angin ini merupakan kendaraan yang paling cepat di antara kendaraan manapun.
Tetapi justeru dengan kekuasaannya yang amat agung dan besar seakan tidak terbatas, hal ini membuat nabi Sulaiman merasa rendah hati di hadapan makhlukNya yang lain,  di antaranya adalah:
1)      Rasa malu pada Allah SWT: Nabi Sulaiman melihat  karunia Allah  terlalu besar, tetapi ibadahnya ia merasa masih kurang, beliau malu memandang ke langit karena malu kepada Allah SWT.
2)      Mau berdialog dengan rakyat kecil: Nabi Sulaiman senang berkomunikasi dengan rakyatnya, walaupun rakyatnya (hanya) beberapa ekor semut. Ketika pasukan jin, manusia dan burung-burung   sampai di lembah semut berkatalah seekor semut bernama Jarsan, ia berkata:   Wahai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. Mendengar hal ini, nabi Sulaiman bertanya: mengapa engkau berkata seperti itu? Maka Jarsan berkata: mohon maaf wahai Nabi, saya akan memerintah  yang lain. Maka Jarsan berkata pada  warga semut: Wahai para semut, marilah kita minggir berbaris rapi untuk menyaksikan iring-iringan pasukan  nabi Sulaiman. Dari  sinilah nabi Sulaiman tersenyum dan berdoa pada Allah supaya diberi karunia pandai bersyukur atas nikmat Allah SWT. Lihat surat AnNaml: 18-26.
3)      Nabi sulaiman senang bekerja sebagai wujud syukur: nabi Sulaiman termasuk sebagian nabi yang paling pandai bersyukur seperti diungkap dalam alQur’an. Suatu ketika beliau bertanya pada Allah: Ya Allah tunjukkan padaku seseorang yang bisa membuatku pandai bersyukur?, lalu Allah memerintahnya melihat dua orang yang bekerja keras. Yang seorang bekerja keras bertujuan sekedar untuk mengganjal perut dari kelaparan. Sedangkan yang satu lagi ia bekerja bertujuan untuk bersyukur dan  tidak termasuk orang yang dikatakan penganggur. Lalu Nabi Sulaiman berdoa pada Allah supaya diajari pekerjaan yang membuatnya bersyukur, lalu Allah mengajarinya ilmu menyepuh besi dengan emas. Sehingga beliaulah manusia pertama yang menyepuh besi dengan emas.
4)      Juga kehebatan kekhusyu’an  shalat nabi Sulaiman:  Sampai-sampai beliau meninggal dalam posisi sedang berdiri shalat. Sudahkah shalat kalian khusyu’? Allah berfirman dalam Q.S. AsSaba’: 14: 
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلاَّ دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ
فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ (السبأ: 14)
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan (jadi pelayan yang bekerja keras untuk Nabi  Sulaiman). (QS. AsSaba: 14)

Beberapa tafsir menyebutkan bahwa meninggalnya nabi Sulaiman adalah ketika beliau sedang berdiri melaksanakan shalat. Dalam keadaan berdiri, ruhnya diambil oleh Allah SWT, dan beliau sedang berdiri memegang sambil bersandar pada tongkatnya, ia berdiri dalam posisi meninggal selama satu tahun, dan pasukannya yang juga terdiri dari jin-jin dan setan tidaklah mengetahui kalau nabi Sulaiman telah meninggal bahkan sudah selama satu rahun. Sehingga  tongkat yang dipakai bersandar itu rapuh dimakan rayap, saat itulah nabi Sulaiman tersungkur  jatuh, dan saat itulah para jin sadar bahwa nabi Sulaiman telah meninggal. Subhanallah. Semoga kita bisa meneladaninya…aamiin.

Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Genap BAB IV : Adab Berdo'a dan Membaca Al-Qur'an

BAB IV : ADAB BERDOA DAN MEMBACA AL-QUR'AN


KOMPETENSI INTI

1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.     Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3.     Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4.     Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

KOMPETENSI DASAR
1.4.    Menghayati adab membaca Al Qur’an dan adab berdoa
2.4.    Terbiasa menerapkan adab membaca Al Qur’an dan adab berdoa
3.4.    Memahami adab membaca Al Qur’an dan adab berdoa
4.4.    Mendemonstrasikan adab membaca Al-Qur’an dan berdoa

INDIKATOR
1.4.1. Menyadari pentingnya menjalankan adab-adab salat dan zikir sesuai dengan ketentuan agama
2.4.1.Menunjukkan perilaku terbiasa menerapkan adab-adab salat dan zikir sesuai dengan ketentuan agama
3.4.1. Menjelaskan adab membaca Al-Quran
3.4.2.Mengidentifikasi dalil tentang adab membaca Al-Quran
3.4.3.Menganalisis jenis- jenis adab membaca Al-Quran
3.4.4.Mendiskripsikan adab berdoa yang dianjurkan Nabi
3.4.5. Menyimpulkan hikmah mengamalkan adab berdoa
4.4.1.Mempraktikkan adab membaca Al-Quran dan adab berdoa

PEMBAHASAN

Adab Membaca Al-Quran
Adapun Al Qur’anul Karim adalah firman Allah yang tidak mengandung kebatilan sedikitpun. Al Qur’an adalah   kitab pedoman dan  petunjuk jalan yang lurus dan memberi bimbingan kepada umat manusia di dalam menempuh perjalanan hidupnya, agar selamat di dunia dan di akhirat, dan dimasukkan dalam golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Alloh Ta’ala. Untuk itulah tiada ilmu yang lebih utama dipelajari oleh seorang muslim melebihi keutamaan mempelajari Al-Qur’an. Sebagaimana sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Sebaik-baik kamu adalah orang yg mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).
Ketika membaca Al-Qur’an, maka seorang muslim perlu memperhatikan adab-adab berikut ini untuk mendapatkan kesempurnaan  dalam membaca Al-Qur’an:
1. Membaca dalam keadaan suci,  duduk yang sopan dan tenang.
Dalam membaca Al-Qur’an seseorang dianjurkan dalam keadaan suci. Namun, diperbolehkan apabila dia membaca dalam keadaan terkena najis. Imam Haromain berkata, “Orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh, akan tetapi dia meninggalkan sesuatu yang utama.” (At-Tibyan, hal. 58-59)
2. Membacanya dengan pelan (tartil) dan tidak cepat, agar dapat menghayati ayat yang dibaca. Rosululloh bersabda, “Siapa saja yang membaca Al-Qur’an (khatam) kurang dari tiga hari, berarti dia tidak memahami.” (HR. Ahmad dan para penyusun kitab-kitab Sunan). Rosululloh memerintahkan Abdullah Ibnu Umar untuk mengkhatam kan Al-Qur’an setiap satu minggu (7 hari) (HR. Bukhori, Muslim). Sebagaimana yang dilakukan Abdullah bin Mas’ud, Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, mereka mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam seminggu.
3. Membaca Al-Qur’an dengan khusyu’, dengan menangis-trenyuh karena sentuhan pengaruh ayat yang dibaca sehingga  bisa menyentuh jiwa dan perasaan.
Alloh Ta’ala menjelaskan sebagian dari sifat-sifat hamba-Nya yang shalih, “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS. Al-Isra’: 109). Namun demikian, tidaklah disyariatkan bagi seseorang untuk pura-pura menangis dengan tangisan yang dibuat-buat.

4. Membaguskan suara ketika membacanya.
Sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Di dalam hadits lain dijelaskan, “Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maksud hadits ini adalah membaca Al-Qur’an dengan susunan bacaan yang jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak sampai keluar dari ketentuan kaidah tajwid.
5. Membaca Al-Qur’an dimulai dengan isti’adzah.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan bila kamu akan membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Alloh dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98). Membaca Al-Qur’an dengan tidak mengganggu orang yang sedang shalat, dan tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat yang banyak orang. Bacalah dengan suara yang lirih secara khusyu’. Rosululloh SAW  bersabda, “Ingatlah bahwasanya setiap dari kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain pada saat membaca (Al-Qur’an).” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Baihaqi dan Hakim).
Adab Berdoa

Mari kita pelajari bersama tentang cara, kiat dan adab berdoa agar segera dikabulkan oleh Allah SWT. Doa adalah senjata orang yang beriman, karena dengan berdoa seorang hamba dengan sendirinya telah menyatakan kelemahan, kebutuhan sekaligus kekurangannya akan pertolongan dari Dzat penguasa alam semesta, Allah SWT.
Kita selaku hamba yang beriman tentu dianjurkan untuk selalu berdoa dan memohon pertolongan hanya kepada Allah semata. Namun ternyata doa-doa kita kadang tak selaras dengan apa yang kita inginkan. Terkadang apa yang kita harapkan dan cintai belum tentu itu baik bagi kita, begitu juga sebaliknya apa yang kita benci ternyata itu baik bagi kita. Namun yakinlah bahwa semua yang Allah kehendaki itu adalah untuk kebaikan kita.
Apa sajakah adab dalam doa agar dikabulkan tersebut?
1.   Dengan menghadirkan Hati
Salah satu kunci dikabulkannya doa adalah dengan ‘ihsan’. Yaitu merasakan kehadiran Allah dimanapun dalam keadaan bagaimanapun. Selalu sadar bahwa saat kita berdoa, Allah sedang melihat dan mengawasi kita. Allah Maha Mengetahui bisikan hati kita, Allah begitu dekat dengan kita, lebih dekat dari urat nadi kita.
2.   Dengan rasa Takut dan Penuh Harap
Disaat kita berdoa, sekalikali jangan pernah ada kerguan dalam hati. Tapi pasrahkan segalanya kepadaNya dan selalu berprasangka baik disetiap ketetapannya. Pasrahkan diri kita dan yakini Allah akan segera mengabulkan doa-doa kita.
3.   Dengan suara lembut
Karena Allah begitu dekat dan Maha Mengetahui, maka suara orang yang berdoa itu bagaikan mendesah, meratap dan mengiba. Orang yang dalam keadaan seperti itu sudah barang tentu akan menunjukkan bentuk suaranya yang keluar dari hatinya dan bila mengucapkannya ia ucapkan dengan suara yang lembut. Allah berfirman dalam Al Quran: ”berdoalah kepada Rabbmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”QS 7;55.

4.   Di awali dengan beristighfar, Menyesal dan Mengakui dosa.
Banyak contoh dalam Al Quran bagaimana para Nabi dan Rasul berdoa. Nabi Adam as, Nuh as, Yunus as dan lainnya, senantiasa berdoa dengan penuh kekhusyukan dan kerendahan hati, seraya diawali doanya dengan memuji dan mensucikan (tasbih) serta menyisipkan penyesalannya, mereka mengakui dosa-dosa dan kelemahan dirinya.
Sebagai contoh: Robbana zholamna anfusana, begitulah da nabi Adam as yang diawali dengan pengakuan dosanya. Nabi Yunus as mengwalinya dengan pengakuan Tauhid, bertasbih dan mengakui keadaanya berada dalam kegelapan. “Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu mina dzalimin.

RANGKUMAN

Doa adalah senjata orang yang beriman, karena dengan berdoa seorang hamba dengan sendirinya telah menyatakan kelemahan, kebutuhan sekaligus kekurangannya akan pertolongan dari Dzat penguasa alam semesta, Allah SWT.
Kita selaku hamba yang beriman tentu dianjurkan untuk selalu berdoa dan memohon pertolongan hanya kepada Allah semata. Di antara adab-adab berdoa adalah dengan menghadirkan hati, dengan rasa takut dan penuh harap, Dengan suara lembut, diawali dengan beristighfar, menyesal dan mengakui dosa.
Adapun adab membaca alQur’an di antaranya adalah Membaca dalam keadaan suci,  duduk yang sopan dan tenang, membacanya dengan pelan (tartil) dan tidak cepat, agar dapat menghayati ayat yang dibaca. membaca Al-Qur’an dengan khusyu’, dengan menangis-trenyuh karena sentuhan pengaruh ayat yang dibaca sehingga  bisa menyentuh jiwa dan perasaan. membaca Al-Qur’an dimulai dengan isti’adzah dan membaguskan suara ketika membacanya.