KOMPETENSI INTI
1.
Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang
dianutnya
2.
Menghargai dan menghayati perilaku
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3.
Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4.
Mencoba, mengolah, dan menyaji
dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori
KOMPETENSI DASAR
1.4.
Menghayati adab membaca Al
Qur’an dan adab berdoa
2.4.
Terbiasa menerapkan adab
membaca Al Qur’an dan adab berdoa
3.4.
Memahami adab membaca Al
Qur’an dan adab berdoa
4.4.
Mendemonstrasikan adab
membaca Al-Qur’an dan berdoa
INDIKATOR
1.4.1. Menyadari pentingnya menjalankan adab-adab salat dan zikir sesuai
dengan ketentuan agama
2.4.1.Menunjukkan perilaku terbiasa menerapkan adab-adab salat dan zikir
sesuai dengan ketentuan agama
3.4.1.
Menjelaskan adab membaca Al-Quran
3.4.2.Mengidentifikasi
dalil tentang adab membaca Al-Quran
3.4.3.Menganalisis
jenis- jenis adab membaca Al-Quran
3.4.4.Mendiskripsikan
adab berdoa yang dianjurkan Nabi
3.4.5.
Menyimpulkan hikmah mengamalkan adab berdoa
4.4.1.Mempraktikkan adab
membaca Al-Quran dan adab berdoa
PEMBAHASAN
Adab Membaca Al-Quran
Adapun
Al Qur’anul Karim adalah firman Allah yang tidak mengandung kebatilan
sedikitpun. Al Qur’an adalah kitab
pedoman dan petunjuk jalan yang lurus
dan memberi bimbingan kepada umat manusia di dalam menempuh perjalanan
hidupnya, agar selamat di dunia dan di akhirat, dan dimasukkan dalam golongan
orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Alloh Ta’ala. Untuk itulah tiada ilmu
yang lebih utama dipelajari oleh seorang muslim melebihi keutamaan mempelajari
Al-Qur’an. Sebagaimana sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Sebaik-baik
kamu adalah orang yg mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR.
Bukhari).
Ketika membaca
Al-Qur’an, maka seorang muslim perlu memperhatikan adab-adab berikut ini untuk
mendapatkan kesempurnaan dalam membaca
Al-Qur’an:
1. Membaca
dalam keadaan suci, duduk yang sopan dan
tenang.
Dalam membaca
Al-Qur’an seseorang dianjurkan dalam keadaan suci. Namun, diperbolehkan apabila
dia membaca dalam keadaan terkena najis. Imam Haromain berkata, “Orang yang
membaca Al-Qur’an dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang
makruh, akan tetapi dia meninggalkan sesuatu yang utama.” (At-Tibyan,
hal. 58-59)
2. Membacanya
dengan pelan (tartil) dan tidak cepat, agar dapat menghayati ayat yang
dibaca. Rosululloh
bersabda, “Siapa saja yang membaca Al-Qur’an (khatam) kurang dari tiga hari,
berarti dia tidak memahami.” (HR. Ahmad dan para penyusun kitab-kitab
Sunan). Rosululloh memerintahkan Abdullah Ibnu Umar untuk mengkhatam kan
Al-Qur’an setiap satu minggu (7 hari) (HR. Bukhori, Muslim). Sebagaimana yang
dilakukan Abdullah bin Mas’ud, Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, mereka
mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam seminggu.
3. Membaca
Al-Qur’an dengan khusyu’, dengan menangis-trenyuh karena sentuhan
pengaruh ayat yang dibaca sehingga bisa
menyentuh jiwa dan perasaan.
Alloh Ta’ala
menjelaskan sebagian dari sifat-sifat hamba-Nya yang shalih, “Dan mereka
menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.”
(QS. Al-Isra’: 109). Namun demikian, tidaklah disyariatkan bagi seseorang untuk
pura-pura menangis dengan tangisan yang dibuat-buat.
4. Membaguskan
suara ketika membacanya.
Sebagaimana
sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Hiasilah Al-Qur’an
dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Di dalam hadits lain
dijelaskan, “Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur’an.”
(HR. Bukhari dan Muslim). Maksud hadits ini adalah membaca Al-Qur’an dengan
susunan bacaan yang jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya
bacaan, tidak sampai keluar dari ketentuan kaidah tajwid.
5. Membaca
Al-Qur’an dimulai dengan isti’adzah.
Adab Berdoa
Mari kita pelajari bersama tentang cara, kiat
dan adab berdoa agar segera dikabulkan oleh Allah SWT. Doa adalah senjata orang
yang beriman, karena dengan berdoa seorang hamba dengan sendirinya telah
menyatakan kelemahan, kebutuhan sekaligus kekurangannya akan pertolongan dari
Dzat penguasa alam semesta, Allah SWT.
Kita selaku
hamba yang beriman tentu dianjurkan untuk selalu berdoa dan memohon pertolongan
hanya kepada Allah semata. Namun ternyata doa-doa kita kadang tak selaras
dengan apa yang kita inginkan. Terkadang apa yang kita harapkan dan cintai
belum tentu itu baik bagi kita, begitu juga sebaliknya apa yang kita benci
ternyata itu baik bagi kita. Namun yakinlah bahwa semua yang Allah kehendaki
itu adalah untuk kebaikan kita.
Apa sajakah
adab dalam doa agar dikabulkan tersebut?
1.
Dengan
menghadirkan Hati
Salah satu
kunci dikabulkannya doa adalah dengan ‘ihsan’. Yaitu merasakan kehadiran Allah
dimanapun dalam keadaan bagaimanapun. Selalu sadar bahwa saat kita berdoa,
Allah sedang melihat dan mengawasi kita. Allah Maha Mengetahui bisikan hati
kita, Allah begitu dekat dengan kita, lebih dekat dari urat nadi kita.
2.
Dengan
rasa Takut dan Penuh Harap
Disaat kita
berdoa, sekalikali jangan pernah ada kerguan dalam hati. Tapi pasrahkan
segalanya kepadaNya dan selalu berprasangka baik disetiap ketetapannya.
Pasrahkan diri kita dan yakini Allah akan segera mengabulkan doa-doa kita.
3.
Dengan
suara lembut
Karena Allah
begitu dekat dan Maha Mengetahui, maka suara orang yang berdoa itu bagaikan
mendesah, meratap dan mengiba. Orang yang dalam keadaan seperti itu sudah
barang tentu akan menunjukkan bentuk suaranya yang keluar dari hatinya dan bila
mengucapkannya ia ucapkan dengan suara yang lembut. Allah berfirman dalam Al
Quran: ”berdoalah kepada Rabbmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”QS 7;55.
4.
Di
awali dengan beristighfar, Menyesal dan Mengakui dosa.
Banyak contoh
dalam Al Quran bagaimana para Nabi dan Rasul berdoa. Nabi Adam as, Nuh as,
Yunus as dan lainnya, senantiasa berdoa dengan penuh kekhusyukan dan kerendahan
hati, seraya diawali doanya dengan memuji dan mensucikan (tasbih) serta
menyisipkan penyesalannya, mereka mengakui dosa-dosa dan kelemahan dirinya.
Sebagai contoh: Robbana zholamna anfusana,
begitulah da nabi Adam as yang diawali dengan pengakuan dosanya. Nabi Yunus
as mengwalinya dengan pengakuan Tauhid, bertasbih dan mengakui keadaanya berada
dalam kegelapan. “Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu mina dzalimin.
RANGKUMAN
Doa adalah senjata orang yang beriman, karena
dengan berdoa seorang hamba dengan sendirinya telah menyatakan kelemahan,
kebutuhan sekaligus kekurangannya akan pertolongan dari Dzat penguasa alam
semesta, Allah SWT.
Kita selaku hamba yang beriman tentu dianjurkan
untuk selalu berdoa dan memohon pertolongan hanya kepada Allah semata. Di
antara adab-adab berdoa adalah dengan menghadirkan hati, dengan rasa takut dan
penuh harap, Dengan suara lembut, diawali dengan beristighfar, menyesal dan
mengakui dosa.
Adapun adab membaca alQur’an di antaranya
adalah Membaca dalam keadaan suci, duduk
yang sopan dan tenang, membacanya dengan pelan (tartil) dan tidak cepat, agar
dapat menghayati ayat yang dibaca. membaca
Al-Qur’an dengan khusyu’, dengan menangis-trenyuh karena sentuhan pengaruh ayat
yang dibaca sehingga bisa menyentuh jiwa
dan perasaan. membaca
Al-Qur’an dimulai dengan isti’adzah dan membaguskan suara ketika membacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar