BAB I : ASMAUL HUSNA
KOMPETENSI INTI
1.
Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang
dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3.
Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji
dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
KOMPETENSI DASAR
1.1. Meyakinisifat-sifat Allah SWT melalui al-asmaa' al-husna (al-‘Aziiz, al-Ghaffaar, al-Baasith, an-Naafi’,
ar-Ra’uuf, al-Barr, al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum)
2.1. Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung
dalam al-asmaa' al-husna (al-‘Aziiz,
al-Ghaffaar, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uuf, al-Barr, al-Fattaah, al-‘Adl,
al-Qayyuum)
3.1. Menguraikan al-asmaa’
al-husnaa (al-‘Aziiz, al-Ghaffaar, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uuf, al-Barr,
al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum)
4.1. Menyajikan fakta dan
fenomena kebenaran sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asmaa’
al-husnaa (al-‘Aziiz, al-Ghaffaar, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uuf,
al-Barr, al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum)
INDIKATOR
1.1.1.Membiasakan
meyakini sifat-sifat Allah SWT melalui al-Asma’ al-Husna (al-’Aziz, al-Gaffur, al-Basit, an-Nafi’, ar-Ra’uf,
al-Barr, al-Fattah, al-’Adl, al-Qayyum))
22.1.1.Membiasakan meneladani
sifat-sifat Allah SWT yang terkandung dalam al-asma' al-Husna, (al-Aziz, al-Gaffar, al-Basit, an-Nafi’, ar-Rauf, al-Barr, al-Fath, al-‘Adl, al-Qayyum
2.1.2.Menyebutkan al-asma' al-kusna (al-aziz, al-Gaffar, al-Basit, an-Nafi’, ar-Rauf, al-Barr,
al-Fath, al-‘Adl, al-Qayyum
2.1.3.Menjelaskan arti masing-masing
asmaul husna
3.1.3.Menunjukkan dalil
tentang masing-masing sub asmaul husna
3.1.4.Mendiskripsikan
manfaat perilaku meneladani asmaul
husna.
3.1.5.Menyimpulkan
pelajaran baik dari asmaul husna
4.1.1 Menyajikan fenomena, fakta atau
bercerita tentang peristiwa, yang terkait dengan penerapan asmaul Husna.
PEMBAHASAN
1. Definisi Asmaul Husna
Secara bahasa arti dari asma’ adalah
nama-nama, sedangkan alhusna adalah terbaik.Asmaul Husna adalah nama-nama Terbaik
yang mencerminkan kebesaran Allah dan keagunganNya yang mesti menyatu dalam
diriNya.
Allah berfirman juga dalam Q.S Thaha: 8,
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى (٨)
“Allah, tiada tuhan
selain Dia, baginya nama-nama Terbaik.”
Dalam haditsnya Rasulullah bersabda:
إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةٌ وَتِسْعُوْنَ
إِسْمًا, مِائَة إِلاَّوَاحِدًا, مَنْ اَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
(رواه بخاري ومسلم)
"Sungguh Allah mempunya 99 nama, 100 kurang satu, barang siapa
menghafalnya, maka ia akan masuk surga”.
(H.R Bukhari dan Muslim).
Jadi, Asmaul Husna adalah nama-nama terbaik dan agung yang dimiliki
oleh Allah SWT. Kita harus meyakini
bahwa Allah mempunyai nama-nama Terbaik ini.Allah sendiri menyatakan dalam
AlQur’an bahwasannya Dia memang mempunyai nama-nama Terbaik yaitu Asmaul Husna.
Beberapa ayat yang menunjukkan keberadaan
asmaul husna diantaranya adalah:
هُوَ اللَّهُ
الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ
مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (٢٤)"
Dialah Allah, yang Maha Mencipta,
Memulai, Membentuk rupa. bagiNya adanama-nama Terbaik, bertasbihlah padaNya
segala yang ada di beberapa langit dan bumi, dan Dialah yang maha Perkasa dan
Bijaksana.
(Q.S AlHasyr: 24)
Allah juga memerintah hambaNya untuk berdoa
menggunakan media nama-namaNyaal asmaul husna, Allah berfirmandalam surat
al-A’raaf: 180:
وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ
يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (١٨٠)
“Dan milik Allahlah
nama-nama Terbaik, maka berdoalah kalian dengan nama-namaNya, dan tinggalkanlah
orang-orang yang mengingkari nama-namaNya, mereka akan di beri balasan terhadap
apa yang mereka kerjakan (alA’raaf: 180)”.
Di antara 99 asmaul Husna, kita akan
mengkaji 9 nama dari asmaul Husna, yaitu:
Pembahasan 1:
1.
Al-Aziz (Azza) yang artinya Maha Perkasa
2.
Al-‘Adl, Maha Adil
3.
Al-Qayyuum, Maha berdiri sendiri (Maha Mengurusi hambaNya)
Pembahasan 2:
4.
Al-Ghaffar artinya Maha Pengampun
5.
Al-Basith artinya Maha Melapangkan
6.
An-Nafi’ artinya Maha Memberi Manfaat
Pembahasan 3:
7.
Ar-Ra’uuf, maha Pengasih
8.
Al-Barr, Maha Baik
9.
Al-Fattaah, Maha Membuka, Memenangkan
2. Memahami Kebesaran Allah SWT melalui
Asmaul Husna
2.1
Al-Aziz (Maha Perkasa), Al’Adl (Maha Adil) dan
alQayyum (Maha Berdiri Mengurus Makhluk)
Gbr. Alam semesta
|
Ilustrasi Sifat Adil
|
Gbr. keseimbangan alam
lautan
|
1) AL’AZIIZ ALLAH:
Al-Aziz adalah nama Allah yang menunjuk pada
pengertian kekuatan, hegemoni, ketinggian, dan mengendalikan. Al’Aziz juga
merupakan nama Allah yang menunjukkan
keperkasaan Allah SWT. KeperkasaanNya tidaklah mampu diukur oleh manusia
ataupun makhluk lainnya.Allah berfirman dalam Q.S Yasin ayat 1 s.d 5 yang
menunjukkan bahwa diriNya yang memiliki Keperkasaan dan kasih sayang. Yaitu:
يس (١)وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ (٢)إِنَّكَ
لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (٣)عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (٤)تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ
الرَّحِيمِ (٥)
Yang artinya: “Wahai Yasiin (Muhammad), Demi
alQur’an yang penuh hikmah, sesungguhnya engkau sungguh adalah termasuk para
rasul. Yang berada di atas jalan yang lurus.Yang diturunkan oleh Allah Yang
Maha Perkasa dan Bijaksana”.
Dalam ayat ini, Allah
memaklumatkan bahwa diriNyalah yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana, tiada yang
bisa mengungguli keperkasaan Allah SWT.
Misalnya dalam menggerakkan matahari di atas kita, Allah Maha Perkasa untuk
menjaganya sampai nanti hari Qiyamat.
Dalam AlQur’an
penyebutan kata alAziz sering kali diiringi
dengan kata al-Hakim atau kata al-Rahim. Misalnya dalam surat al-Maidah: 118:
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ
تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Jika Engkau mengampuni mereka, maka
sesungguhnya Engkaulah AlAziz dan alHakim (yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana)”.
Hal ini menunjukkan
bahwa sifat keperkasaan, kekuatanNya, sifat Maha MengendalikanNya
senantiasa diiringi dengan Kebijaksanaan
Allah dan kasih sayang Allah SWT.
2)
AL-‘ADL ALLAH SWT:
AlAdl, artinya adalah bahwa
Allah itu Maha Adil. Allah akan berbuat adil dalam pelaksanaan hukum-hukumNya,
baik yang ada di dunia ini, terlebih lagi nanti di Akhirat. Saking adilnya
Allah, Allah kelak akan mengadili hewan
yang didzalimi oleh hewan lain saat ada di dunia ini. Nabi menyebutkan
bahwasannya apabila ada kambing bertanduk menyeruduk kambing yang tidak
bertanduk, maka Allah nanti menghidupkan keduanya, lalu kambing yang tidak
bertanduk diberi tanduk oleh Allah SWT lalu ia menyeruduk kambing yang
menyeruduknya sewaktu di dunia.
Setelah pembalasan
Allah diberlakukan dengan sangat adil,
lalu Allah berfirman: jadilah kalian menjadi debu, lalu hewan-hewan tersebut menjadi debu. Dan pada
saat itulah orang-orang kafir yang melihatnya ingin jikalau mereka dijadikan
Allah sebagai debu juga yang tidak akan mengalami siksaan di neraka, lalu Allah
menolak permintaan dari orang-orang kafir. Naudzu billah min dzalik
3)
ALQAYYUM: Maha Berdiri
Mengurusi Makhluk.
Alqayyum adalah salah satu dari asmaul Husna. AlQayyum
artinya Maha (cermat) Berdiri dalam
Mengurusi hamba-hambaNya. Allah berfirman dalam ayat Kursi (alBaqarah: 255),
bahwa Allah tak tersentuh oleh rasa kantuk sedikitpun, tidak juga tersentuh
oleh tidur. Hal ini disebabkan karena Allahlah yang Maha Suci dari sifat-sifat
kekurangan yang hanya dialami oleh
makhlukNya.
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ
الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
“Allah, tiada Tuhan selain
Dia, yang Maha Hidup dan Maha Mengurusi. Dia tak tersentuh oleh rasa kantuk dan
tidur (alBaqarah: 255). Nabi dalam doa hariannya juga berdoa menggunakan lafal Ya Hayyu Ya
Qayyum, yaitu:
"يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ, بِرَحْمَتِكَ اَسْتَغِيْثُ,
أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ
عَيْنٍ"
“Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Maha Mengurusi
hambaNya, dengan rahmatMu kami mohon pertolongan, perbaikilah
keadaankusemuanya, dan jangan Engkau serahkan padaku (akal dan kekuatanku),
sekejap mata-pun”.
Allahlah yang mengurusi dan memperbaiki alam
semesta setelah di lakukan perusakan oleh manusia, tiada yang lebih baik
daripada perbuatan Allah dalam mengurusi dan memperbaikinya. Misalnya ada
manusia yang mengotori tanah dengan limbah-limbah, nanti Allah akan memperbaiki
juga walau jika kita melihatnya akan memerlukan waktu yang lama.
Allah tidaklah tersentuh oleh rasa lelah, kantuk
dan tidur. Suatu ketika nabi Musa A.S bertanya kepada Allah: ya Allah, tidakkah
Engkau merasa lelah dalam menjaga makhluk-makhlukMu, juga alam semesta ini.
Maka, Allah memerintah Musa A.S untuk mengambil sebuah cermin. Allah berfirman:
ambillah sebuah cermin wahai Musa, lalu peganglah ia, satu malam saja dengan
berdiri, jangan sampai cermin tersebut jatuh.
Lalu nabi Musa mengambil dan memegang cermin itu, dan
berusaha berdiri semalam untuk menjaga cermin tersebut supaya tidak jatuh. Dan
sampailah pertengahan malam, dan saking lelah dan berat rasa kantuk nabi Musa,
maka terjatuhlah cermin itu dari tangan nabi Musa. Setelah terjatuh, maka
cermin itu jatuh berkeping-keping. Lalu nabi Musa mengambil pecahan-pecahan
cermin, kemudian Allah berfirman: wahai Musa, begitulah keadaanKu, andai kata
Aku seperti makhluk yang mengalami rasa lelah, kantuk dan tidur, maka akan
hancur berkeping-kepinglah alam semesta ini.
Al-Ghaffar:
Al-Ghaffar adalah nama
Allah yang menunjukkan sifatNya bahwa Allah Maha Pengampun yang akan memberikan
ampunan pada hambaNya yang mu’min. Allah amat senang dalam memberikan ampunan (maghfirah) kepada hambaNya jikalau
hamba tersebut mau memohon ampunan padaNya. Allah memerintah hambaNya untuk
meminta ampunan padaNya, karena tiada hamba yang selalu berada di atas kebenaran 100 %. Beberapa Nabi
juga mengalami hal yang sama, mereka ada yang melakukan kekhilafan, lalu Allah
memberitahu cara mereka memohon ampunan, lalu mereka memohon ampunan dan
bertaubat pada Allah SWT. Allah berfirman dalam Q.S Nuh: 10-12.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ
غَفَّارًا (١٠)يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (١١)وَيُمْدِدْكُمْ
بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
(١٢)
Artinya:
Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah
ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu,
dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu
sungai-sungai. (Q.S Nuh: 10-12).
Al-Basith: Maha Melapangkan
Arti alBasith adalah
Maha Meluaskan rizki bagi siapa saja yang dikehendakiNya. Karena Allahlah yang
melapangkan rizki dan juga menyempitkannya, yang membentangkan rizki itu dengan
rahmatNya dan menahannya dengan kebijakanNya terhadap hambaNya yang
bersangkutan.
إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ
وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا (30)
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ
إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا
كَبِيرًا (الإسراء: 30-31)
"Sesungguhnya Rabbmu melapangkan rezki kepada
siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui
lagi Maha melihat akan hambva-hambanya. (QS. 17:30)
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu
karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga
kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (QS alIsra’: 30-31)"
Ibnu Atsir menjelaskan
bahwasannya alBasith adalah
membentangkan rizki kepada hambaNya dan meluaskannya kepada mereka dengan
kedermawananNya dan rahmatNya. Lawannya adalah alQabidh yang artinya menahan
rizki dengan kebaikan hatiNya. Dengan demikian, Allah adalah Zat yang Memberi
dan sekaligus Menahan. (Jamiul Ushul: 4/178).
Dalam kehidupan ini, makhluk Allah mengalami pasang surut kehidupan. Ada kalanya miskin,
lalu Allah menjadikan dan juga termasuk manusia akan mengalami roda kehidupan.
Allah sudah mengatur
rizki makhlukNya, bahkan Allah sudah mengatur rizkinya semut, bakteri dan
lain-lain sebagainya, Allah itu Maha Melapangkan rizki, sehingga kita sebagai
hambaNya dilarang takut akan mengalami kesempitan rizki selagi kita
melaksanakan perintah Allah SWT.
Allah
Swt.senantiasa membentangkan rahmat-Nya dan kasihNya untuk
menerima taubat hamba yang terlanjur berbuat dosa. Dia membentangkan rezeki
(memperbanyak rezeki) yang dibutuhkan hamba-Nya, dan Dia pula mempersempit
rezeki kepada hamba yang dikehendaki-Nya. Firman Allah Swt :
اللهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ
لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقَدِرُ
Artinya : “Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang
Dia kehendaki.”(Q.S. 13 Ar Ra’d: 26)
An-Nafi’ (Maha Memberi Manfaat)
Allah dalam menciptakan
segala yang ada di alam ini tiada yang
sia-sia. Allah mempunyai tujuan dan manfaat, sehingga ciptaan Allah mesti akan bermanfaat pada
makhlukNya yang lain. Allah menciptakan bakteri umpamanya, ada sebagian besar
bakteri yang juga mempunyai manfaat bagi tubuh manusia. Allah menciptakan buah
manggis misalnya, maka buah ini dapat
dikonsumsi sebagai buah-buahan yang segar untuk dikonsumsi, bahkan sekarang
ini, kulit dari buah manggispun dijadikan sebagai obat untuk berbagai jenis
penyakit yang dialami oleh manusia seperti obat penyakit kanker, jantung,
kolesterol jahat (LDL) dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwasannya Allah
tidak menyia-nyiakan hal-hal kecil-pun dari ciptaanNya.Allah maha Cermat dalam
memberikan aspek manfaat ciptaanNya.
Allah berfirman dalam
surat Ali Imran: 190-191:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ (١٩٠)الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ
قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ
السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ (١٩١)
“sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, pergantian malam dan siang sungguh ada tanda-tanda ayat Allah
bagi insane ulil albab. Yaitu
orang-orang yang berdzikir pada Allah dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring,
dan mereka berfikir pada penciptaan langit dan bumi, lalu berkata: ya Rabb
kami, tidaklah Engkau cipta ini semua sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa api neraka
(Q.S Ali Imran 190-191).
Ar-Ra’uuf:
Ar-Ra’uuf adalah salah
satu dari asmaul Husna. Allah mempunyai nama arRauuf yang artinya Maha belas Kasih dan Maha
Memberi kepada hamba-hambaNya. Allah
sudah amat termasyhur akan kedermawanannya, sehingga makna ArRauf bisa dimaknai
dengan Maha Dermawan juga.
Allah Maha Memberi dan
selalu memberi walaupun tidak diminta, walau hamba tidak mau beribadah dan
berdoa kepadaNya, maka Allah tetap akan memberi di dunia ini.
Inilah wujud cinta
Allah kepada hambaNya di dunia.Ya, bukti cinta adalah memberi.Dan Allahlah yang
paling banyak memberi karunia pada hambaNya.Tetapi di akhirat, Allah hanya
memberikan rahmatnya paa orang-orang mu’min saja.
Sifat kasih sayang
Allah ini yaitu arRauf, sudah diamalkan
dengan sempurna oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam AlQur’an, saking baiknya
pelaksanaan amal Nabi Muhammad SAW, sampai pada akhirnya Allah menyebutkan dan
memuji Nabi, lalu juga menulis perilaku
Nabi sama dengan yang diinginkan oleh Allah SWT. Allah berfirman dalam Q.S
at-Taubah: 28
لَقَدْ
جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ
عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (١٢٨)
“Sesungguhnya telah datang
kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu,
sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi
penyayang terhadap orang-orang mu'min.” (QS. 9:128).
Al-Barr: Maha Baik
Dialah Allah,
Tuhan Yang Maha Dermawan, Yang Maha melimpahkan kebaikan. Dan Dialah Allah
menganugerahkan aneka anugerah untuk kemaslahatan makhluk-Nya, anugerah yang
sangat luas dan tidak terhingga. Walaupun terhadap manusia yang durhaka
kepada-Nya, namun Dia tetap melimpahkan kebaikan-Nya kepada mereka. Firman Allah Swt :
إِنَّا كُنَّا
مِنْ قَبْلُ نَدْعُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ
Artinya ” Sesungguhnya kami dahulu
menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang.” (Q.S. 52 Ath
Thuur 28)
Penggunaan
sifat al-Barru dengan ar-Rahim untuk mengisyaratkan bahwa aneka kebaikan itu
diberikan Allah atas kasih sayangNya yang melimpah. Dan Dia tak mengharapkan
imbalan apapun dari kebaikan pada makhlukNya.
Allah
adalah Maha Baik, dalam memperlakukan
hambaNya selalu baik. Bahkan dalam
kemaslahatan suatu penyakit umpamanya, Allah maha Baik dalam hal memberikan
yang baik terhadap hamba tersebut. Orang yang mengalami sakit apapun bentuknya,
manakala dia ikhlas dalam menjalaninya, maka penyakit inipun akan menjadi
kaffarahnya atau penghapus dosanya bagi mereka yang mengalaminya.
Sakit
dalam pandangan Allah adalah merupakan cara untuk
membersihkan hamba dari dosa-dosa. Nabi Bersabda bahwasannya semua yang menimpa
manusia tiada lain bertujuan untuk menyempurnakan manusia sehingga sewaktu
mereka akan menghadap Allah nanti dalam keadaan suci bersih. Nabi bersabda
bahwasannya termasuk duri yang terinjak oleh manusia, bilamana hamba tersebut merasa ikhlas maka ia akan
menjadi penghapus akan dosa-dosa hamba tersebut. Allah berfirman dalam berbagai ayat dalam
AlQur’an bahwa Dia tidak akan berbuat dzalim atau menganiaya hambaNya. Artinya
apabila seorang hamba berbuat baik, pasti Allah memberikan pahala. Bahkan Allah
akan memberikan pahala satu kebaikan dengan melipatkannya menjadi minimal 10
kali lipat, 70 kali lipat, seratus kali lipat,dan tujuh ratus kali lipat. Dan bahkan ada
amal-amal yang diberi pahala oleh Allah SWT seribu kali lipat bahkan tidak
terhingga (bighairi hisaab) misalnya adalah
pahala berbuat sabar.
Allah
berfirman:
ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلامٍ
لِلْعَبِيدِ (١٨٢)
“Hal itu (keburukan) adalah
disebabkan oleh tangan-tangan kalian. Dan sesungguhnya, tidaklah Allah itu
berbuat zalim pada hamba-hambaNya”.(QS. Ali Imron:182)
Al-Fattaah: Maha
Membuka, Maha Memberi Kemenangan
Al-Fattah artinya adalah Allah Maha Membuka akan pintu rahmatNya. Allah
membuka jalan bagi manusia supaya mereka dapat menggali karunia Allah yang
menyebar di alam semesta raya ini.
Allah juga akan membukakan pintu-pintu kemenangan bagi hamba yang
menjalankan perintahNya.
Menurut alKhattabi, alFattah adalah Maha Memberi keputusan hukum bagi hamba-hambaNya
(Sya’n Du’a: 56).
Dalam surat asSaba: 26:
قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا
رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ (٢٦)
Katakanlah:”Rabb kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi
keputusan antara kita dengan benar.Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha
Mengetahui”. (QS. 34:26)"
Ayat ini mengacu pada dikumpulkannya kita pada hari Qiyamat. Untuk
diberi keputusan dengan benar dan adil.
Dikatakan alFattah alAlim adalah Allah Maha Memutuskan dengan ilmu dan
PengetahuanNya yang mencakup segala sesuatu, karena Dia Maha mengetahui hakikat
atas segala sesuatu.
Makna AlFattah lainnya adalah Allah Maha
Memutuskan antara orang-orang mu’min dan kafir.
Dalam surat alA’raf: 89-91, Allah berfirman:
قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا إِنْ
عُدْنَا فِي مِلَّتِكُمْ بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا اللَّهُ مِنْهَا وَمَا يَكُونُ
لَنَا أَنْ نَعُودَ فِيهَا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّنَا وَسِعَ رَبُّنَا
كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا
وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ (89)
“ Sungguh kami telah mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap
Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami dari
padanya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Rabb
kami menghendaki(nya). Pengetahuan Rabb kami meliputi segala sesuatu. Kepada
Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Rabb kami, berilah keputusan antara kami dan
kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang
sebaik-baiknya. (QS. 7:89)
Nabi Muhammad s.a.w diberi janji oleh Allah berupa isyarat kemenangan
bahwasannya Allah akan memberikan pada mereka kemenangan yang dekat, Allah
berfirman:
لَقَدْ
رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ
فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ
فَتْحًا قَرِيبًا (١٨)وَمَغَانِمَ كَثِيرَةً يَأْخُذُونَهَا وَكَانَ اللَّهُ
عَزِيزًا حَكِيمًا (١٩)
Artinya:
“Sesungguhnya Allah telah meridhai
orang-orang mukmin ketika mereka berbaiat padamu di bawah pohon tersebut, lalu
Allah tahu akan isi hati mereka, lalu Dia
turunkan karunia pada mereka dan memberikan pahala pada mereka dengan
kemenangan yang dekat. Juga harta rampasan yang banyak yang mereka ambil.Dan
sungguh Allah Maha Perkasa dan Bijaksana”.
(AlFath: 18-19)
Kata al-Fattah juga bisa
bermakna Allah Dzat yang Maha memberi Kemenangan.
RANGKUMAN
Asmaul Husna
adalah nama-nama terbaik dan agung yang
dimiliki oleh Allah SWT. Kita harus
meyakini bahwa Allah mempunyai nama-nama Terbaik ini.Allah sendiri menyatakan
dalam AlQur’an bahwasannya Dia memang mempunyai nama-nama Terbaik yaitu Asmaul
Husna.
Di antara 99 asmaul
Husna, kita akan mengkaji 9 nama dari
asmaul Husna, yaitu: Al-Aziz (Azza) yang
artinya Maha Perkasa, Al-‘Adl, Maha Adil, Al-Qayyuum, Maha berdiri sendiri
(Maha Mengurusi hambaNya), Al-Ghaffar artinya Maha Pengampun, Al-Basith artinya
Maha Melapangkan, An-Nafi’ artinya Maha Memberi Manfaat, Ar-Ra’uuf, maha Pengasih,
Maha Penyantun, Al-Barr, Maha Baik dan
Al-Fattaah, Maha Membuka dan maha Memenangkan.
Kita sebagai manusia
diharapkan bisa mengenal dan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT di antara
caranya adalah mengenal asmaul Husna. Barangsiapa hafal dan bisa mengambil
manfaat dari asmaul Husna maka Allah menjaminnya masuk surgaNya.
MANTUL
BalasHapusMateri yang bagus
BalasHapusMATERI BAGUS,, IZIN COPY
BalasHapusizin copy, dari tadi nyari materi iniii baru ketemu yg pas sesuai RPPku. makasi.
BalasHapus